Abstrak
Latar Belakang: Periodontitis kronis adalah penyakit inflamasi jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan faktor-faktor risiko lainnya, salah satunya kebiasaan merokok. Merokok telah dikenal sebagai faktor predisposisi yang signifikan dalam perkembangan dan progresivitas periodontitis kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan derajat keparahan periodontitis kronis pada pasien yang berkunjung ke Klinik Gigi Universitas X.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kebiasaan merokok dan derajat keparahan periodontitis kronis pada pasien di Klinik Gigi Universitas X.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan subjek penelitian berupa pasien yang datang ke Klinik Gigi Universitas X dalam periode Januari–Maret 2025. Data kebiasaan merokok diperoleh melalui wawancara terstruktur, sementara derajat keparahan periodontitis ditentukan berdasarkan indeks klinis, yaitu kedalaman kantong gusi (PPD) dan perdarahan saat sondir (BOP). Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan derajat keparahan periodontitis.
Hasil: Dari 150 pasien yang diteliti, 75% di antaranya adalah perokok aktif. Pasien yang merokok menunjukkan prevalensi periodontitis kronis lebih tinggi dengan derajat keparahan sedang hingga berat (p < 0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa kebiasaan merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat keparahan periodontitis kronis (p = 0,003).
Kesimpulan: Kebiasaan merokok memiliki hubungan signifikan dengan derajat keparahan periodontitis kronis di Klinik Gigi Universitas X. Perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami periodontitis kronis dengan derajat keparahan yang lebih berat.
Kata kunci: merokok, periodontitis kronis, derajat keparahan, kebiasaan merokok, klinik gigi.
Pendahuluan
Periodontitis kronis adalah salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan di masyarakat, terutama pada individu dewasa. Penyakit ini ditandai dengan peradangan pada jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh akumulasi plak bakteri di sepanjang garis gusi. Faktor-faktor risiko periodontitis kronis meliputi kebersihan gigi yang buruk, usia, diabetes mellitus, genetika, dan kebiasaan merokok. Merokok telah lama diidentifikasi sebagai faktor risiko utama yang memperburuk kondisi periodontal, mengurangi kemampuan penyembuhan jaringan periodontal, dan mempercepat perkembangan penyakit periodontal.
Menurut berbagai studi, perokok lebih cenderung memiliki kedalaman kantong gusi (PPD) yang lebih dalam, perdarahan saat sondir (BOP) yang lebih sering, serta kehilangan tulang yang lebih besar dibandingkan dengan non-perokok. Meskipun banyak penelitian yang menunjukkan hubungan antara merokok dan keparahan periodontitis, masih terdapat variasi dalam hasilnya, tergantung pada populasi yang diteliti dan parameter yang digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara kebiasaan merokok dan derajat keparahan periodontitis kronis pada pasien yang berkunjung ke Klinik Gigi Universitas X. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna untuk strategi pencegahan dan perawatan periodontitis pada populasi yang merokok.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan merokok dan derajat keparahan periodontitis kronis. Subjek penelitian terdiri dari 150 pasien yang datang ke Klinik Gigi Universitas X dalam periode Januari–Maret 2025. Kriteria inklusi meliputi pasien yang berusia 18–65 tahun, dengan kondisi gigi dan mulut yang memadai untuk pemeriksaan periodontal.
Pengumpulan Data:
-
Kebiasaan merokok: Data mengenai kebiasaan merokok diperoleh melalui wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang mencatat jumlah rokok yang dihisap per hari, durasi merokok, dan status perokok aktif atau pasif.
-
Derajat keparahan periodontitis: Penilaian derajat keparahan periodontitis dilakukan dengan pengukuran kedalaman kantong gusi (PPD) menggunakan probe periodontal, serta pemeriksaan perdarahan saat sondir (BOP). Penilaian ini dilakukan oleh dua pemeriksa yang terlatih untuk memastikan keakuratan data.
Analisis Data: Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi-Square untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan derajat keparahan periodontitis. Signifikansi statistik ditetapkan pada p < 0,05.
Hasil
Dari 150 pasien yang diteliti, 75% (112 pasien) merupakan perokok aktif, sementara 25% (38 pasien) adalah non-perokok. Berdasarkan pemeriksaan klinis, 60% perokok aktif mengalami periodontitis kronis dengan derajat keparahan sedang hingga berat, sedangkan 40% mengalami periodontitis ringan. Di sisi lain, hanya 30% dari non-perokok yang menunjukkan derajat keparahan sedang hingga berat.
Hasil uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kebiasaan merokok dengan derajat keparahan periodontitis (p = 0,003), dengan perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami periodontitis kronis dengan derajat keparahan lebih berat.
Pembahasan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor risiko utama untuk keparahan periodontitis kronis. Merokok dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, mengurangi respon inflamasi, dan memperburuk kondisi jaringan periodontal, yang pada akhirnya meningkatkan kerusakan jaringan dan tulang.
Kebiasaan merokok dapat mengubah mikroflora plak gigi menjadi lebih agresif, sehingga meningkatkan pembentukan biofilm yang lebih sulit untuk dibersihkan. Selain itu, nikotin dan zat berbahaya lainnya dalam rokok dapat memperburuk proses penyembuhan setelah perawatan periodontal dan mempercepat penghancuran jaringan periodontal.
Perokok dengan jumlah rokok yang lebih banyak dan durasi merokok yang lebih lama cenderung memiliki derajat keparahan periodontitis yang lebih tinggi, yang menunjukkan bahwa paparan terhadap asap rokok berpengaruh terhadap progresivitas penyakit periodontal. Hal ini mengindikasikan pentingnya intervensi dini untuk menghentikan kebiasaan merokok sebagai bagian dari pencegahan dan perawatan periodontitis kronis.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat keparahan periodontitis kronis di Klinik Gigi Universitas X. Perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami periodontitis kronis dengan derajat keparahan yang lebih berat. Oleh karena itu, berhenti merokok adalah langkah penting dalam pencegahan dan pengelolaan periodontitis kronis. Tenaga kesehatan gigi diharapkan dapat memberikan edukasi yang lebih baik mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut.